Selasa, 10 Juni 2014

Kelangkan dan Pilihan


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Kelangkaan adalah sebuah masalah yang sering kali dijumpai dalam kehidupan manusia sehari-sehari dalam rumah tangga maupun dalam sebuah masyarakat dan negara. Kelangkaan akan terjadi apabila barang yang dibutuhkan bersifat terbatas. Sehingga dari masalah tersebut akan  timbul beberapa konsep yaitu pilihan (choice) dan pengorbanan (opportunitiy cost ) sebagai kensekuensi dari kelangkaan tersebut.
Pemahaman kelangkaan dalam pengertian Ekonomi umum dan pengertian dalam pandangan Islam sangatlah berbeda. Karena kelangkaan dalam Islam tidak ada, sementara namanya kelangkaan dalam pengertian umum adalah suatu hal yang sulit atau bahkan tidak bisa diperbaharui yang mana dikarenakan oleh fakor-faktor tertentu, seperti penggunaan suatu barang yang berkelebihan dalam hal pemakaianya.
Kelangkaan menurut ilmu Ekonomi yaitu mengandung dua pengertian yaitu langka kerena tdak mencukupi, dan langka karena perlu pengorbanan umtuk mendapatkanya. Dalam ilmu ekonomi juga dikenal empat faktor produksi pokok, yaitu tanah (land), tenga kerja (labour), modal (capital), dan kewirausahaan (enterpreneur),
Adapun  beberapa faktor-faktor penyebab kelangkaan  yaitu :
1.      Keterbatasan jumlah benda pemuas kebutuhan yang ada di alam
2.      Kerusakan sumber daya alam akibat ulah manuusia
3.      Keterbatasa kemampuan manusia  mengelola  sumber daya yang adai
4.      Peningatan   kebutuhan manusi yang lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan penyedian sarana kebutuhan
5.      Bencana alam
6.      Perang / konflik
Dalam Islam juga dikenalkan mengenai ekonomi islam yang mana di dalamnya tidaklah mengenal yang namanya kelangkaan akan tetapi kebutuhan manusianyalah yang tidak ada batasanya. Penjelasan ini pun diperkuat dengan adanya dalil dalam Al-Qur’an yang mena  berisikan mengenai hal di ata.

B.     Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan maklah ini yang berjudul Kelangkaan Dan Pilihan adalah :
1.      Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam.
2.      Sebagai media pembelajaran mengenai kelangkaan.
3.      Sebagai media pembelajaran mengenai Pilihan.
4.      Untuk mngetahui bagaimana pandangan Islam dalam Kelangkaan dan Pilihan.
5.      Sebagi bahan diskusi kelas pada perkuliahan Pengantar Ekonomi Islam.
           

BAB II

PEMBAHASAN

C.    Pengertian kelangkaan

Kelangkaan (scarcity) adalah masalah sentral dalam ekonomika. Dalam manajemen rumah tangga, untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, manusia berhadapan dengan sumber daya yang terbatas. Sehingga terdapat konsep pilihan (choice) dan pengorbanan (opportunity cost) sebagai konsekuensi dari kelangkaan ini. Pada dasarnya, baik individu dengan jumlah sumber daya yang banyak (kaya) maupun yang miskin akan berhadapan dengan persoalan kelangkaan. Hal ini dikarenakan manusia cenderung menginginkan sesuatu lebih dari apa yang dapat dicapainya. Baik individu dengan pendapatan Rp10.000 per hari dan yang dengan pendapatan Rp1 juta perhari akan menghadapi kelangkaan dan pilihan.[1]
Pada setiap bidang kehidupan, terlihat adanya kelangkaan. Di daerah perkotaan banyak tanah digunakan untuk tempat pemukiman sehingga lahan untuk pertanian sangat kurang. Seseorang baru dapat memperoleh sumber daya setelah mengeluarkan berbagai pengorbanan. Namun demikian ternyata masih ada juga yang tidak mampu memperolehnya, apakah karena memang sudah habis, jumlahnya sedikit atau mereka tidak mampu mengeluarkan pengorbanan yang disyaratkan.[2]
Keadaan benda pemuas yang terbatas inilah yang disebut dengan kelangkaan. Jadi, kelangkaan adalah kondisi dimana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan kebutuhan.[3]
Kelangkaan menurut ilmu ekonomi yaitu mengandung dua pengertian yaitu:
1.      langka; yaitu karena jumlahnya tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah kebutuhan yang ada.
2.      langka; Dalam arti yang lainnya yaitu karena untuk mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan dan usaha yang lebih.
Keterbatasan Sumber Daya sangat mempengarui faktor Kelangkaan.
Sumber daya yang sifatnya terbatas (langka) akan berdampak pada barang atau jasa yang dihasilkan juga akan langka. Sumber daya atau faktor produksi digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi dikenal empat faktor produksi pokok, yaitu tanah (land), tenaga kerja (labour), modal (capital), dan kewirausahaan (entrepreneur).[4]
1.    Tanah (land)
    Sumber daya tanah terbatas (langka) karena bila kita menggunakan tanah tertentu untuk bangunan, maka kita tidak dapat lagi menggunakannya untuk lapangan sepak bola. Bila kita menggunakan tanah untuk jalan tol, maka tanah untuk pemukiman penduduk akan berkurang. Dengan demikian, faktor produksi tanah menjadi langka dan sangat terbatas.
2.    Tenaga kerja (labour)
     Dalam ilmu ekonomi tenaga kerja mencakup tenaga fisik dan kemampuan mental yang dimiliki oleh manusia. Bila banyak tenaga kerja yang bekerja di pabrik akan sedikit tenaga kerja di bidang pertanian. Hal ini menandakan adanya keterbatasan tenaga kerja.[5]
3.    Modal (capital)
     Jumlah capital terbatas karena kemampuan manusia untuk menghasilkannya terbatas. Bila modal banyak digunakan untuk memproduksi lemari es, modal untuk menghasilkan perahu, kapal terbang, dan jalan raya harus dikurangi.
4.    Kewirausahaan (entrepreneur)
     Banyak produk yang tidak mampu dihasilkan karena tidak adanya faktor penguasaha. Faktor produksi pengusaha merupakan faktor yang sangat     menentukan karena walaupun terdapat tiga faktor produksi lainnya tanpa ada keahlian dalam mengolah pengusaha semuanya tidak akan berarti.[6]

D.    faktor-faktor penyebab Kelangkaan

Adapun beberapa faktor-faktor yang menyebabkan kelangkaan yaitu:
1.       Keterbatasan Jumlah Benda Pemuas Kebutuhan yang Ada di Alam.
Di alam tersedia banyak benda yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun, karena tidak semua benda tersebut dapat segera diperbaharui, maka jumlahnya pun terbatas. Missal, minyak bumi dan barang-barang tambang lainnya yang memerlukan waktu beribu-ribu tahun untuk memperbaharuinya.
2.      Kerusakan Sumber Daya Alam Akibat Ulah Manusia
Penebangan hutan yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan hutan tersebut menjadi cepat rusak dan gundul. Ini tentu memerlukan waktu lama untuk memperbaikinya.Contohnya,akibat pencemaran air tidak bisa diminum.
3.      Keterbataan Kemampuan Manusia untuk Menolah Sumber Daya yang Ada.
Keterbatasan  kemampuan untuk mengolah terjadi karena kekurangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, bias juga karena kekuranagn modal dan factor-faktor lain.
4.      Peningkatan Kebutuhan Manusia yang Lebih Cepat Dibandingkan dengan Kemampuan Penyediaan Sarana Kebutuhan.
Terbatasnya benda pemuas kebutuhan yang tersedia, jumlah dan jenis yang dibutuhkan tidak terbatas. Inti masalah ekonomi adalah bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas dengan alat atau benda pemuas kebutuhan yang terbatas. Tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi sehingga manusia harus melakukan pilihan dari berbagai alternative yang tersedia. Artinya, sebagian kebutuhan dapat dipenuhi, dan sebagian lagi tidak dapat dipenuhi.[7]
5.      Bencana alam
Bencana lam seperti gempa,banjir,tsunami merusak sumber daya barang/jasa, Sehingga sumber daya tersebut tidak dapat digunakan lagi.
6.      Perang/konflik
Terjadinya perang atau konflik di suatu daerah atau negara dapat menyebabkan terhambatnya kegiatan ekonomi yang menghambat proses produksi maupun distribusi barang atau jasa sehingga terjadilah kelangkaan.

E.     Pilihan (choice)

Pilihan adalah konsekuensi logis dari kelangkaan. Setiap individu akan melakukan pilihan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kapasitas sumber dayanya. Namun satu hal yang sama adalah semua individu atau komunitas melakukan pilihan. Pilihan berarti mendapatkan sesuatu dan meninggalkan yang lain.[8]
Timbulnya kelangkaan membuat individu, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhan tidak bisa mendapat semua yang mereka butuhkan sehingga mereka harus membuat pilihan. Pada setiap kegiatannya, mereka harus menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif pilihan yang telah dibuat.
Pilihan-pilihan tersebut meliputi pilihan dalam mengonsumsi dan pilihan dalam  memproduksi. Tujuannya adalah agar sumber-sumber daya ekonomi yang tersedia digunakan secara efisien dan dapat mewujudkan kepuasan yang paling maksimal pada individu dan masyarakat.
1.      Pilihan dalam Mengkonsumsi
Pada hakikatnya kegiatan untuk membuat pilihan dapat dilihat dari dua segi. Pertama, dari segi penggunaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki. Kedua, dari segi mengonsumsi barang-barang yang dihasilkan. Setiap individu harus memikirkan cara terbaik dalam menggunakan sumber-sumber daya ekonomi yang dimilikinya. Usaha ini bertujuan untuk memaksimumkan pendapatan yang akan dinikmatinya dengan menggunakan sumber-sumber daya ekonomi yang dimilikinya tersebut. Dengan demikian, pendapatan yang diterima dari penggunaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki setiap individu dapat menentukan jenis-jenis dan jumlah barang yang akan dibeli.

2.      Pilihan dalam Memproduksi
Pilihan dalam memproduksi biasanya dilakukan perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan individu, perusahaan lain, dan pemerintah. Pemilik-pemilik perusahaan menjalankan kegiatannya untuk mencari keuntungan, dan keuntungan maksimal hanya akan didapat apabila pemilik-pemilik (pemimpin) perusahaan membuat pilihan yang teliti atas jenis barang dan jasa yang akan dijualnya, dan jenis-jenis serta jumlah faktor-faktor produksi yang akan digunakannya.
Dalam penjualan barang, para pengusaha dapat menentukan tingkat produksi yang memberi keuntungan paling banyak. Adapun dalam penggunaan sumber-sumber daya ekonomi, yang perlu dipikirkan adalah menentukan kombinasi sumber-sumber daya ekonomi yang dapat meminimalkan biaya produksi.[9]




F.     Pengertian Kelangkaan & Pilhan dalam Pandangan Islam

1.      Kelangkaan (scarcty) & Pilihan (choice)
Dalam ekonomi Islam “tidak ada kelangkaan yang bersifat absolut di muka bumi ini”. Menurut Masudul Alam Chouldhury dalam bukunya, contributions to Islamic Economic Theory,
“manusia menduga adanya kelangkaan karena adanya keterbatasan pengetahuan tentang bagaimana cara memanfaatkan sumber daya yang ada dimilikinya. Barang-barang yang diolah mnanusia digolongkan barang yang memiliki kelangkaan. Sedangkan barang-barang yang diluar kapasitas produksi manusia, bukan barang langka”[10]
Keinginan manusialah yang tidak terbatas. Ketika manusia di beri satu bukitv emas, maka akan menginginkan dua bukit emas dan seterusnya,”[11]
Sedangkan menurut Muhammad Baakri sadr. “ kelangkaan kebutuhan bukan dikarenakan terbatasnya sumber daya alam, melainkan karena kekufuran dan kedzaliman manusia itu sendiri yang tidak mampu untuk melakukan eksplorasi dan pendistribusian secara merata.”
     Kesipulanya kebutuhan manusia itu terbatas, terbatas pada kemampuan manusia itu sendiri, secara fisik (jasmani dan rohani) manusia sendiri maupun materi yang dimilikinya. Ketidakmampuan manusia dalam mengelola, mengekploisasi dan mendistribusikan secara adil, yang menyebabkan kelanngkaan itu terjadi. Sedangkan sumber daya  alam sudah Allah ciptakan sesuai pada ukurannya. Sedangkan yang tidak terbatas adalah keinginan manusia.
Seperti firman Allah swt yang berbunyi:


19. dan kami telah mengharapkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.




49. sesungguhnya kami menciptakan     segala sesuatu menurut  ukuran . (Al-qur’an) .
Dan  firman Allah yang lain yaitu:





6.      Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang  memberikan rizkinya ., dan Dia mengetahui tempat berdiam bintang itu dan tempat penyimpanannya semuanya tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfuzh) .(QS. Hud :6).
Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap mkhluk Allah yang bernyawa. Menurut sebagai ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan di sini ialah akhirat, dan menurut berbagai ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sumbi dan tempat penyimpanan ialah rahim..[12]

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

 Kelangkaan pada umumnya bukanlah dikarenakan oleh minimnya ketersediaan akan sumber daya alam yang ada, akan tetapi kelangkaan disebabkan oleh kebutuhan manusia    yang kurang puas dan berlebihannya penggunaan barang tersebut. Akan tetapi islam tidak mebenarkam akan hal tersebut, sebab semua manusia yang ada didunia ini baik sumber daya alam sudah siciptakan oleh olah dan porsi yang sangat baik hanyaa saja manusianya yang kurang begitu pandai untuk menggunakannya secara bijak.

B.     Saran

Kepada pembaca diharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan mengenai kelangkaan dan pilihan dalam pembuatan makalh atau karya tulis ilmiah. Untuk pengembangan materi pembaca dapat menggunakan beberapa referensi lain yang membahas mengenai materi ini.




DAFTAR PUSTAKA


Buka
 Abidin, ikhan, Masa Depan Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2000
A.karim, Adiwarman, Ekonomi Mikro Islam 3, Jakarta: Grafindo Persenda, 2007
Nurul Huda, Lembaga Keuangan Islam, Jakarta: PT. Grafindo, 2007

Ineternet
http://acery.blospot.com/2011/04/kelangkaan-dan-pilihan html.(online: hari seni, 24 maret 2014 pukul 19:33)
http://kolfendom blogspot. Com/2011/09/pengertian-kelangkaan-menurut-ilmu-html.(0nline: hari senin 24 maret, pukul 19:33 )
http://ips-web-id.  blogspot. Com/2011/10/pengertian-kelangkaan-ekonomi -html.(0nline: hari senin 24 maret, pukul 19:33






[1] Ikhan Abidin, masa depan ekonomi, PT. Raja Grafindo persada : Jakarta, 2000, hal, 213.
[2] Ibid., hal. 211
[3] Ibid., hal. 211
[4] Ibid., hal. 211.
[5] Ibid., hal. 212.
[6] Ibid., hal.212.
[7] http://kolfendom blogspot. Com/2011/09/pengertian-kelangkaan-menurut-ilmu-html.(0nline: hari senin 24 maret, pukul 19:33 )
[8] http://ips-web-id.  blogspot. Com/2011/10/pengertian-kelangkaan-ekonomi-html.(0nline: hari senin 24 maret, pukul 19:33 )

[9] http://acery.blospot.com/2011/04/kelangkaan-dan-pilihan html.(online: hari seni, 24 maret 2014 pukul 19:33)

[10] Adiwarman A karim, Ekonomi Mikro Islam Edisi 3, Jakarta: PT. Grafindo Perseda,2007, hal. 223.
[11] Nurul Huda,  Lembaga Keuangan Islam¸Jakarta: PT: Grafindo, 2007, hal. 195.
[12] Log.cit,.hal. 233.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar