- PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Islam sebagaimana dijumpai dalam sejarah,
ternyata tidak sesempit yang dipahami pada umumnya. Di dalam ilmu kalam
(teologi) terdapat lebih dari satu aliran yang berkembang. Aliran-aliran tersebut memiliki paham yang
berbeda. Hal ini di sebabkan karena pemikiran para ulama yang bebeda-beda dalam
menafsirkan ayat-ayat Al-quran.
Ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa manusia bertanggung jawab atas
perbuatannya sendiri dan ada pula ayat yang menunjukkan bahwa segala yang
terjadi itu ditentukan oleh Allah, bukan kewenangan manusia .
Dari perbedaan pendapat inilah lahir aliran yang bernama aliran
Qadariyah dan Jabariyah,
yang mana kedua aliran ini memiliki paham yang sangat berbeda. Di sini penulis
akan membahas tentang aliran Jabariyah dan Qadariyah.
Rumusan
Masalah
Adapun yang
menjadi rumusan masalah dalam makalaah ini adalah:
1.
Apa pengertian aliran Jabariyah dan Qadariyah?
2.
Bagaimana ajaran-ajaran
aliran Jabariyah dan Qadariyah?
3.
Apa saja ciri-ciri
aliran Jabariyah dan Qadariyah?
4.
Dalil-dalil apa saja
yang dijadikan sebagai landasan oleh aliran Jabariyah dan Qadariyah?
5.
Bagaimana perbandingan aliran Jabariyah dan Qadariyah?
6.
Bagaimana analisis
penulis terhadap aliran Jabariyah dan Qadariyah?
Tujuan
Penulisan
Adapun yang menjadi
tujuan penulisan dari makalah ini adalah mahasiswa diharapkan mampu:
1.
Memahami pengertian
aliran Jabariyah dan Qadariyah.
2.
Memahami ajaran-ajaran
dalam aliran Jabariyah dan Qadariyah.
3.
Untuk mengetahui ciri-ciri
aliran Jabariyah dan Qadariyah.
4.
Mengetahui dalil-dalil
apa saja yang dijadikan landasan dalam aliran Jabariyah dan Qadariyah.
5.
Dapat membandingkan
antara aliran Jabariyah dan Qadariyah.
6.
Untuk mengetahui
analisis penulis terhadap aliran Jabariyah dan Qadariyah.
Metode
Penulisan
Adapun metode yang
digunakan dalam penulisan makalah ini adalah melalui penelusuran perpustakaan
dan internet.
- PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Jabariyah dan Qadariyah
Secara bahasa Jabariyah
berasal dari kata jabara yang mengandung
pengertian memaksa. Adapun yang dimaksud memaksa adalah semua perbuatan manusia
itu bukan atas kehendak sendiri, namun di tentukan oleh Allah SWT Sedangkan
menurut al-Syahrastani Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan hamba secara
hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah SWT.[1]
Dalam istilah inggris
paham jabariyah disebut fatalism atau
predestination, yaitu paham yang
menyatakan bahwasanya perbuatan manusia ditentukan sejak semula oleh qada dan
qadar Tuhan.[2]
Aliran ini muncul di
Khurasan, yang dipelopori oleh Jahm bin Sofwan. Dalam aliran Jabariyah ini
manusia sangat lemah, tak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak mutlak
Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas sebagaimana dimiliki oleh
paham Qadariyah.[3]
Sedangkan yang dimaksud
Qadariyah adalah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata Qadara
yang artinya kemampuan dan kekuatan. Secara terminologi, Qadariyah yaitu suatu
aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya.[4]
Aliran ini muncul di
Irak sekitar tahun 70 H (689 M) yang di pelopori oleh Ma’bad al-Juhani dan
Ghailan al-Dimasyqi. Dalam ajaranya aliran Qadariyah manusia dinilai mempunyai
kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya sendiri atau untuk tidak melaksanakan
kehendaknya itu. Dalam menentukan keputusan yang menyangkut perbuatannya
sendiri, manusialah yang menentukan tanpa ada campur tangan Tuhan.[5]
Dengan demikian,
Qadariyah merupakan aliran yang bertolak belakang dengan aliran jabiriyah,
Jabriyah yaitu aliran yang menganggap
manusia itu dijalankan oleh ALLAH SWT atau ALLAHlah
seakan-akan yang menggerakan manusia untuk melakukan sesuatu hal, sedangkan Qadariyah menganggap manusialah
yang menentukan kehendaknya sendiri dan perbuatannya sendiri.
B.
Ajaran-ajaran
Jabariyah dan Qadariyah
1.
Ajaran
Jabariyah
Menurut
Asy-Syahratsani, Jabariyah dikelompokan menjadi dua yaitu ekstrim dan moderat
diantara ajaran Jabariyah ekstrim adalah bahwa segala perbuatan manusia bukan
merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang
di paksakan atas dirinya. Sedangkan ajaran Jabariyah moderat adalah bahwa Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan
jahat maupun perbuatan baik, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya.
Adapun tokoh Jabariyah ekstrim adalah sebagai berikut:
a.
Jahm bin Showan
Nama lengkapnya adalah
Abu Mahrus Jaham bin Shafwan. Ia berasal dari Khurasan, bertempat tinggal di
Khufah. Sebagai seorang penganut
dan penyebar faham Jabariyah banyak usaha yang di lakukan Jahm yang tersebar keberbagai tempat,
seperti Tirmidz dan Balk. Adapun pendapatnya:
1)
Manusia tidak mampu
berbuat apa-apa. Kerena tidak ada
yang kekal selain Tuhan.
2)
Surga dan neraka tidak
kekal.
3)
Imam adalah ma’rifat
atau membenarkan dalam hati.
4)
Kalam Tuhan adalah
mkhluk. Allah mahasuci dari segala sifat dan kesempurnaan dengan
manusia yang seperti mendengar, berbicara, melihat dan sebagainya.
b.
Ja’ad bin Dirham
Ajaran pokok Ja’ad
secara umum sama dengan pemikiran Jahm. Al-Ghuraby menjelaskan sebagai berikut:
1)
Al- Qur’an itu adalah mahluk. Oleh
karena itu, dia baru. Sesuatu yang baru tidak dapat disifatkan kepada Allah.
2)
Allah tidak mempunyai
sifat yang
serupa dengan mahklukNya. Seperti melihat, mendengar, berbicara, dan sebagainya.
3)
Manusia terpaksa oleh
Allah dalam segala-galanya.
Sedangkan tokoh-tokoh Jabariyah moderat adalah:
a.
An-Najjar
Nama
lengkapnya adalah Husain bin Muhammad An-Najjar. di antara pendapat-pendapatnya adalah:
1)
Tuhan menciptakan
segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam
mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.
2)
Tuhan tidak
dapat dilihat di akhirat. Akan tetapi, An Najjar menyatakan bahwa Tuhan dapat
saja memindahkan potensi hati (ma’rifat) pada mata sehingga
manusia dapat melihat Tuhan.
b.
Adh-Dhirar
Nama
lengkapnya adalah Dhirar bin amr. Pendapatnya tentang perbuatan manusia sama
dengan Husain An-Najjar, yakni “manusia tidak
hanya merupakan wayang yang digerakkan dalang”, jadi maksudnya adalah
manusia itu mempunyai perwujudan perbuatannya dan tidak semata-mata di paksa
dalam melakukan perbuatannya. Secara tegas Dhirar mengatakan bahwa satu
perbuatan dapat di timbulkan oleh dua pelaku secara bersamaan, artinya
perbuatan manusia tidak hanya di timbulkan oleh Tuhan, tetapi juga oleh manusia
itu sendiri.[6]
2.
Ajaran
Qadariyah
Ajaran Qadariyah pada
dasarnya mengatakan bahwa segala tindakan manusia dilakkukan atas kehendaknya
sendiri, baik perbuatan baik maupun perbuatan jahat. Oleh karena itu ia berhak
mendapatkan pahala atas kebaikan yang dilakukannya dan juga berhak memperoleh
hukuman atas kejahatan yang di perbuatnya.
C.
Ciri-ciri
Aliran Jabariyah dan Qadariyah
Diantara
ciri-ciri ajaran Jabariyah adalah :
1. Bahwa
manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap perbuatan yang
baik maupun yang buruk semata Allah yang
menentukannya.
2. Bahwa
Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk ciptaanNya.
3. Bahwa
surga dan neraka tidak kekal, dan akan hancur dan musnah bersama penghuninya,
karena yang kekal dan abadi hanyalah Allah semata.
Sedangkan ciri-ciri aliran Qadariyah
adalah sebagai berikut:
1.
Manusia berkuasa
penuh untuk menentukan nasib dan perbuatannya, maka perbuatan dan nasib manusia
itu dilakukan dan terjadi atas kehendak dirinya sendiri, tanpa ada campur tangan Allah SWT.
2. Iman
adalah pengetahuan dan pemahaman, sedang amal perbuatan tidak mempunyai iman.
Artinya orang yang berbuat dosa besar tidak mempengaruhi keimanannya.
3. Orang
yang sudah beriman tidak perlu tergesa-gesa menjalankan ibadah dan amal-amal
kebajikan lainnya.[7]
D.
Dalil-dalil
yang Dijadikan Landasan dalam Aliran Jabariyah dan Qadariyah
1.
Dalil—dalil
aliran Jabariyah
a.
Surah
al-Saffat: 96
96. Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu
perbuat itu".
b.
Surah
al-Insan: 30
$tBur tbrâä!$t±n@ HwÎ) br& uä!$t±o ª!$# 4
¨bÎ) ©!$# tb%x. $¸JÎ=tã $VJÅ3ym ÇÌÉÈ
30. dan
kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
2.
Dalil-dalil
Aliran Qadariyah
a.
Surah
al-Ra’d: 11
«cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3
11. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri.
b.
Surah
al-Kahfi: 29
È@è%ur ,ysø9$# `ÏB óOä3În/§ (
`yJsù uä!$x© `ÏB÷sãù=sù ÆtBur uä!$x© ö
àÿõ3uù=sùt
E.
Perbandingan
Aliran Jabariyah dan Qadariyah
Beberapa perbedaan
mendasar terhadap berbagai permasalahan teologi yang berkembang diantara kedua
aliran ini diantaranya adalah:
1. Jabariyah
meyakini bahwa segala perbuatan manusia telah diatur dan dipaksa oleh Allah
sehingga manusia tidak memiliki kemampuan dan kehendak dalam hidup, sementara
Qadariyah meyakini bahwa Allah tidak ikut campur dalam kehidupan manusia
sehingga manusia memiliki wewenang penuh dalam menentukan hidupnya dan dalam
menentukan sikap.
2. Jabariyah
menyatakan bahwa surga dan neraka tidak kekal, setiap manusia pasti merasakan
surga dan neraka, setelah itu keduanya akan lenyap. Qadariyah menyatakan bahwa
manusia yang berbuat baik akan mendapat surga, sementara yang berbuat jahat
akan mendapat ganjaran di neraka, kedua keputusan itu merupakan konsekuensi
dari perbuatan yang dilakukan manusia berdasarkan kehendak dan pilihannya
sendiri.
3. Takdir
dalam pandangan kaum Jabariyah memiliki makna bahwa segala perbuatan manusia
telah ditentukan dan digariskan Allah SWT, sehingga tidak ada pilihan bagi
manusia. Sementara takdir menurut kaum Qadariyah merupakan ketentuan Allah
terhadap alam semesta sejak zaman azali, manusia menyesuaikan terhadap alam
semesta melalui upaya dan pemikirannya yang tercermin dalam kreatifitasnya.[9]
F.
Analisis
Penulis terhadap Aliran Jabariyah dan
Qadariyah
Aliran penganut
Jabariyah berkeyakinan bahwa setiap perbuatan dan tingkah laku manusia itu
berasal dari Tuhan, bukan dari kehendak manusia itu sendiri karena menurut
mereka, Tuhanlah yang mengendalikan semua aktivitas mereka dalam kehidupannya . Dalam aliran
Jabariyah ini manusia sangat lemah, tak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan
kehendak mutlak Tuhan. Dan apa bila mereka mendapat musibah mereka hanya bisa pasrah dan
berserah diri kepada Allah
swt.
Jadi, pada dasarnya
aliran Jabariyah ini sangat bertolak belakang dengan aliran Qadariyah di mana
pada aliran Jabariyah Tuhan sangat terikat dengan manusia, sedangkan pada
aliran Qadariyah manusia bersifat bebas, tidak terikat dengan Tuhan. Meskipun
demikian, alangkah baiknya jika kedua aliran itu sama-sama di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi dalam melakukan sesuatu harus berusaha, jangan
mudah menyerah dan untuk hasilnya kita pasrahkan kepada Allah.
- PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata Jabara
yang mengandung pengertian memaksa. Adapun yang dimaksud memaksa adalah semua
perbuatan manusia itu bukan atas kehendak sendiri, namun di tentukan oleh Allah
SWT. Aliran ini muncul di Khurasan, yang dipelopori oleh Ja’ad Ibn Dirham.
Menurut
Asy-Syahratsani, ajaran Jabariyah dikelompokan menjadi dua yaitu ekstrim dan moderat. Adapun tokoh ajaran Jabariyah ekstrim yaitu: Jahm bin Shofwan, Ja’ad bin Dirham. Sedangkan tokoh
Jabariyah moderat adalah: An-Najjar,
Adh-Dhirar.
Satu diantara ciri aliran Jabariyah yaitu, bahwa
manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap perbuatannya baik
yang jahat, buruk atau baik semata Allah semata yang menentukannya. Sedangkan
ciri aliran Qadariyah adalah Manusia berkuasa penuh untuk menentukan nasib dan
perbuatannya, maka perbuatan dan nasib manusia itu dilakukan dan terjadi atas kehendak
dirinya sendiri, tanpa ada campur tangan
Allah SWT.
Masing-masing aliran ini memiliki dalil-dalil yang
mendukung aliran tersebut seperti aliran Jabariyah yang terdapat dalam surah
al-Saffat: 96. Sedangkan aliran Qadariyah terdapat dalam surah al-Kahfi: 29.
Terdapat banyaknya
perbandingan aliran Jabariyah dan Qadariyah diantaranya Jabariyah meyakini
bahwa segala perbuatan manusia telah diatur dan dipaksa oleh Allah sehingga
manusia tidak memiliki kemampuan dan kehendak dalam hidup, sementara qadariyah
meyakini bahwa Allah tidak ikut campur dalam kehidupan manusia sehingga manusia
memiliki wewenang penuh dalam menentukan hidupnya dan dalam menentukan sikap.
B.
Saran
Baik aliran Jabariyah
dan Qadariyah nampaknya memperlihatkan paham yang saling bertentangan sekalipun
mereka sama-sama berpegang kepada al-Quran. Hal ini memperlihatkan betapa
terbukanya kemungkinan terjadinya pebedaan pendapat dalam Islam. Namun pendapat
mana diantara pendapa-pendapaat tersebut yang paling baik, tidak dapat dinilai
sekarang. Penilaian yang sesungguhnya akan diberikan oleh Allah Swt. di akhirat
nanti.
A.
Buku
Abdullah, Sufyan Raji, Mengenal Aliran-aliran dalam Islam, Jakarta: Pustaka Al-Riyadl, 2006.
Anwar, Rosihon, Abdul,
Rozak, Ilmu Kalam, Bandunng: CV.
Pustaka Setia, 2003.
Asmuni, Yusran H.M. Ilmu Tauhid, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1994.
Nata, Abuddin, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf,
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1998.
Nata, Abuddin, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf, Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada, 2011.
Nata, Abuddin, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf,
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2001.
A.
Internet
Bara,
Aliran Qadariyah.
Gusri
Wandi , Alirann dalam Ilmu Kalam(Qadariyah dan Jabariyah)
Http://gusriwandi.blogspot.com/2012/03/aliran-dalam-ilmu-kalam-qadariyah-dan.html
, di unduh pada tanggal, 2
Februari, 2014.
Tam Dae Woong Jheon, Aliran Qadariyah
Http://kapanpunbisa.blogspot.com/2011/09/aliran-qadariyah.html,di unduh pada tanggal, 2 Februari, 2014.
[1] Sufyan Raji Abdullah,
Mengenal Alian-aliran dalam Islam, Jakarta:
Pustaka Al-Riyadl, 2006, hal. 55.
[2] Abudin Nata, Ilmu Kalam, dan
tasawuf, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2011, h. 40.
[3] Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1994, hal. 110.
[4] http://kapanpunbisa.blogspot.com/2011/09/aliran-qadariyah.html, di unduh pada tanggal 2 Februari, 2014.
[5] Abuddin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001
hal. 36.
[7] http://gusriwandi.blogspot.com/2012/03/aliran-dalam-ilmu-kalam-qadariyah-dan.html di unduh pada tanggal
2 Februari 2014.
[8] Abuddin Nata.Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf,
Jakarta,PT Raja Grafindo Persada, 1998.
The Most Popular Casino Games of 2021 - Dr.MCD
BalasHapusDiscover 속초 출장안마 the most popular 평택 출장마사지 casino games, ranked by popularity. We reveal the 전라남도 출장안마 most 제천 출장안마 popular games and bonus 안동 출장마사지 codes in the industry.Aug 1, 2021 · Uploaded by drmcd