Selasa, 03 Juni 2014

makalah jabariyah dan qadariyah



  • PENDAHULUAN
         Latar Belakang
Islam sebagaimana dijumpai dalam  sejarah, ternyata tidak sesempit yang dipahami pada umumnya. Di dalam ilmu kalam (teologi) terdapat lebih dari satu aliran yang berkembang.  Aliran-aliran tersebut memiliki paham yang berbeda. Hal ini di sebabkan karena pemikiran para ulama yang bebeda-beda dalam menafsirkan ayat-ayat Al-quran. Ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa manusia bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri dan ada pula ayat yang menunjukkan bahwa segala yang terjadi itu ditentukan oleh Allah, bukan kewenangan manusia .
Dari perbedaan pendapat inilah lahir aliran yang bernama aliran Qadariyah dan Jabariyah, yang mana kedua aliran ini memiliki paham yang sangat berbeda. Di sini penulis akan membahas tentang aliran Jabariyah dan Qadariyah.

   Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalaah ini adalah:
1.         Apa  pengertian aliran Jabariyah dan Qadariyah?
2.         Bagaimana ajaran-ajaran aliran Jabariyah dan Qadariyah?
3.         Apa saja ciri-ciri aliran Jabariyah dan Qadariyah?
4.         Dalil-dalil apa saja yang dijadikan sebagai landasan oleh aliran Jabariyah dan Qadariyah?
5.         Bagaimana  perbandingan aliran Jabariyah dan Qadariyah?
6.         Bagaimana analisis penulis terhadap aliran Jabariyah dan Qadariyah?

    Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dari makalah ini adalah mahasiswa diharapkan mampu:
1.          Memahami pengertian aliran Jabariyah dan Qadariyah.
2.         Memahami ajaran-ajaran dalam aliran Jabariyah dan Qadariyah.
3.         Untuk mengetahui ciri-ciri aliran Jabariyah dan Qadariyah.
4.         Mengetahui dalil-dalil apa saja yang dijadikan landasan dalam aliran Jabariyah dan Qadariyah.
5.         Dapat membandingkan antara aliran Jabariyah dan Qadariyah.
6.         Untuk mengetahui analisis penulis terhadap aliran Jabariyah dan Qadariyah.

    Metode Penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah melalui penelusuran perpustakaan dan internet.


  • PEMBAHASAN

A.    Pengertian Jabariyah dan Qadariyah
Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung pengertian memaksa. Adapun yang dimaksud memaksa adalah semua perbuatan manusia itu bukan atas kehendak sendiri, namun di tentukan oleh Allah SWT Sedangkan menurut al-Syahrastani Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah SWT.[1]
Dalam istilah inggris paham jabariyah disebut fatalism atau  predestination, yaitu paham yang menyatakan bahwasanya perbuatan manusia ditentukan sejak semula oleh qada dan qadar Tuhan.[2]
Aliran ini muncul di Khurasan, yang dipelopori oleh Jahm bin Sofwan. Dalam aliran Jabariyah ini manusia sangat lemah, tak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas sebagaimana dimiliki oleh paham Qadariyah.[3]
Sedangkan yang dimaksud Qadariyah adalah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata Qadara yang artinya kemampuan dan kekuatan. Secara terminologi, Qadariyah yaitu suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia  dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya.[4]
Aliran ini muncul di Irak sekitar tahun 70 H (689 M) yang di pelopori oleh Ma’bad al-Juhani dan Ghailan al-Dimasyqi. Dalam ajaranya aliran Qadariyah manusia dinilai mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya sendiri atau untuk tidak melaksanakan kehendaknya itu. Dalam menentukan keputusan yang menyangkut perbuatannya sendiri, manusialah yang menentukan tanpa ada campur tangan Tuhan.[5]
Dengan demikian, Qadariyah merupakan aliran yang bertolak belakang dengan aliran jabiriyah, Jabriyah  yaitu aliran yang menganggap manusia itu dijalankan  oleh ALLAH SWT atau ALLAHlah seakan-akan yang menggerakan manusia untuk melakukan sesuatu hal,  sedangkan Qadariyah menganggap manusialah yang menentukan kehendaknya sendiri dan perbuatannya  sendiri.


B.     Ajaran-ajaran Jabariyah dan Qadariyah
1.      Ajaran Jabariyah
Menurut Asy-Syahratsani, Jabariyah dikelompokan menjadi dua yaitu ekstrim dan moderat diantara ajaran Jabariyah ekstrim adalah bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang di paksakan atas dirinya. Sedangkan ajaran Jabariyah moderat adalah bahwa Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya.
Adapun tokoh Jabariyah ekstrim adalah sebagai berikut:
a.         Jahm bin Showan
Nama lengkapnya adalah Abu Mahrus Jaham bin Shafwan. Ia berasal dari Khurasan, bertempat tinggal di Khufah. Sebagai  seorang penganut dan penyebar faham Jabariyah banyak usaha yang di lakukan Jahm yang tersebar keberbagai tempat, seperti Tirmidz dan Balk. Adapun pendapatnya:

1)        Manusia tidak mampu berbuat apa-apa. Kerena tidak ada yang kekal selain Tuhan.
2)        Surga dan neraka tidak kekal.
3)        Imam adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati.
4)        Kalam Tuhan adalah mkhluk. Allah mahasuci dari segala sifat dan kesempurnaan dengan manusia yang seperti mendengar, berbicara, melihat dan sebagainya.

b.         Ja’ad bin Dirham
Ajaran pokok Ja’ad secara umum sama dengan pemikiran Jahm. Al-Ghuraby menjelaskan sebagai berikut:
1)        Al- Qur’an itu adalah mahluk. Oleh karena itu, dia baru. Sesuatu yang baru tidak dapat disifatkan kepada Allah.
2)        Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan mahklukNya. Seperti melihat, mendengar, berbicara, dan sebagainya.
3)        Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya.

Sedangkan tokoh-tokoh Jabariyah moderat adalah:
a.         An-Najjar
            Nama lengkapnya adalah Husain bin Muhammad An-Najjar.  di antara pendapat-pendapatnya adalah:
1)        Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.
2)        Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat. Akan tetapi, An Najjar menyatakan bahwa Tuhan dapat saja memindahkan potensi hati (ma’rifat) pada mata sehingga manusia dapat melihat Tuhan.
b.         Adh-Dhirar
            Nama lengkapnya adalah Dhirar bin amr. Pendapatnya tentang perbuatan manusia sama dengan Husain An-Najjar, yakni “manusia tidak hanya merupakan wayang yang digerakkan dalang”, jadi maksudnya adalah manusia itu mempunyai perwujudan perbuatannya dan tidak semata-mata di paksa dalam melakukan perbuatannya. Secara tegas Dhirar mengatakan bahwa satu perbuatan dapat di timbulkan oleh dua pelaku secara bersamaan, artinya perbuatan manusia tidak hanya di timbulkan oleh Tuhan, tetapi juga oleh manusia itu sendiri.[6]
2.         Ajaran Qadariyah
Ajaran Qadariyah pada dasarnya mengatakan bahwa segala tindakan manusia dilakkukan atas kehendaknya sendiri, baik perbuatan baik maupun perbuatan jahat. Oleh karena itu ia berhak mendapatkan pahala atas kebaikan yang dilakukannya dan juga berhak memperoleh hukuman atas kejahatan yang di perbuatnya.

C.    Ciri-ciri Aliran Jabariyah dan Qadariyah
Diantara ciri-ciri ajaran Jabariyah adalah :
1.      Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap perbuatan yang baik maupun yang buruk semata Allah  yang menentukannya.
2.      Bahwa Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk ciptaanNya.
3.      Bahwa surga dan neraka tidak kekal, dan akan hancur dan musnah bersama penghuninya, karena yang kekal dan abadi hanyalah Allah semata.
Sedangkan ciri-ciri aliran Qadariyah adalah sebagai berikut:
1.      Manusia berkuasa penuh untuk menentukan nasib dan perbuatannya, maka perbuatan dan nasib manusia itu dilakukan dan terjadi atas kehendak dirinya sendiri, tanpa  ada campur tangan Allah SWT.
2.      Iman adalah pengetahuan dan pemahaman, sedang amal perbuatan tidak mempunyai iman. Artinya orang yang berbuat dosa besar tidak mempengaruhi keimanannya.
3.      Orang yang sudah beriman tidak perlu tergesa-gesa menjalankan ibadah dan amal-amal kebajikan lainnya.[7]

D.    Dalil-dalil yang Dijadikan Landasan dalam Aliran Jabariyah dan Qadariyah
1.      Dalil—dalil aliran Jabariyah
a.      Surah al-Saffat: 96
ª!$#ur ö/ä3s)n=s{ $tBur tbqè=yJ÷ès? ÇÒÏÈ  
96. Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".


b.      Surah al-Insan: 30
$tBur tbrâä!$t±n@ HwÎ) br& uä!$t±o ª!$# 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $¸JŠÎ=tã $VJÅ3ym ÇÌÉÈ  
30. dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

2.      Dalil-dalil Aliran Qadariyah
a.      Surah al-Ra’d: 11
«cÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3
11. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan  yang ada pada diri mereka sendiri.

b. Surah al-Kahfi: 29
È@è%ur ,ysø9$# `ÏB óOä3În/§ ( `yJsù uä!$x© `ÏB÷sãù=sù ÆtBur uä!$x© ö
àÿõ3uù=sùt
29.: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Katakanlah Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".[8]                                                        
                               
E.     Perbandingan Aliran Jabariyah dan Qadariyah
Beberapa perbedaan mendasar terhadap berbagai permasalahan teologi yang berkembang diantara kedua aliran ini diantaranya adalah:
1.      Jabariyah meyakini bahwa segala perbuatan manusia telah diatur dan dipaksa oleh Allah sehingga manusia tidak memiliki kemampuan dan kehendak dalam hidup, sementara Qadariyah meyakini bahwa Allah tidak ikut campur dalam kehidupan manusia sehingga manusia memiliki wewenang penuh dalam menentukan hidupnya dan dalam menentukan sikap.
2.      Jabariyah menyatakan bahwa surga dan neraka tidak kekal, setiap manusia pasti merasakan surga dan neraka, setelah itu keduanya akan lenyap. Qadariyah menyatakan bahwa manusia yang berbuat baik akan mendapat surga, sementara yang berbuat jahat akan mendapat ganjaran di neraka, kedua keputusan itu merupakan konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan manusia berdasarkan kehendak dan pilihannya sendiri.
3.      Takdir dalam pandangan kaum Jabariyah memiliki makna bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dan digariskan Allah SWT, sehingga tidak ada pilihan bagi manusia. Sementara takdir menurut kaum Qadariyah merupakan ketentuan Allah terhadap alam semesta sejak zaman azali, manusia menyesuaikan terhadap alam semesta melalui upaya dan pemikirannya yang tercermin dalam kreatifitasnya.[9]

F.     Analisis Penulis terhadap Aliran Jabariyah dan Qadariyah
Aliran penganut Jabariyah berkeyakinan bahwa setiap perbuatan dan tingkah laku manusia itu berasal dari Tuhan, bukan dari kehendak manusia itu sendiri karena menurut mereka, Tuhanlah yang mengendalikan semua aktivitas mereka dalam kehidupannya . Dalam aliran Jabariyah ini manusia sangat lemah, tak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Dan apa bila mereka mendapat musibah mereka hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada Allah swt.
Sedangkan aliran penganut Qadariyah berkeyakinan bahwa yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya itu karena kehendak manusia itu sendiri bahkan menurut mereka tidak ada kaitannya dengan Tuhan karena manusia itu memiliki kehendaknya sendiri.
Jadi, pada dasarnya aliran Jabariyah ini sangat bertolak belakang dengan aliran Qadariyah di mana pada aliran Jabariyah Tuhan sangat terikat dengan manusia, sedangkan pada aliran Qadariyah manusia bersifat bebas, tidak terikat dengan Tuhan. Meskipun demikian, alangkah baiknya jika kedua aliran itu sama-sama di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi dalam melakukan sesuatu harus berusaha, jangan mudah menyerah dan untuk hasilnya kita pasrahkan kepada Allah.




 



  • PENUTUP
A.    Kesimpulan
Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata Jabara yang mengandung pengertian memaksa. Adapun yang dimaksud memaksa adalah semua perbuatan manusia itu bukan atas kehendak sendiri, namun di tentukan oleh Allah SWT. Aliran ini muncul di Khurasan, yang dipelopori oleh Ja’ad Ibn Dirham.
Sedangkan yang dimaksud Qadariyah adalah Qadariyah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata Qadara yang artinya kemampuan dan kekuatan. Secara terminologi Qadariyah yaitu suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia  dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Aliran ini muncul di Irak sekitar tahun 70 H (689 M) yang dipelopori oleh Ma’bad al-Juhani dan Ghailan al-Dimasyqi.
Menurut Asy-Syahratsani, ajaran Jabariyah dikelompokan menjadi dua yaitu ekstrim dan moderat. Adapun tokoh ajaran Jabariyah ekstrim yaitu: Jahm bin Shofwan, Ja’ad bin Dirham. Sedangkan tokoh Jabariyah moderat adalah: An-Najjar, Adh-Dhirar.
Satu diantara ciri aliran Jabariyah yaitu, bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap perbuatannya baik yang jahat, buruk atau baik semata Allah semata yang menentukannya. Sedangkan ciri aliran Qadariyah adalah Manusia berkuasa penuh untuk menentukan nasib dan perbuatannya, maka perbuatan dan nasib manusia itu dilakukan dan terjadi atas kehendak dirinya sendiri, tanpa  ada campur tangan Allah SWT.
Masing-masing aliran ini memiliki dalil-dalil yang mendukung aliran tersebut seperti aliran Jabariyah yang terdapat dalam surah al-Saffat: 96. Sedangkan aliran Qadariyah terdapat dalam surah al-Kahfi: 29.
Terdapat banyaknya perbandingan aliran Jabariyah dan Qadariyah diantaranya Jabariyah meyakini bahwa segala perbuatan manusia telah diatur dan dipaksa oleh Allah sehingga manusia tidak memiliki kemampuan dan kehendak dalam hidup, sementara qadariyah meyakini bahwa Allah tidak ikut campur dalam kehidupan manusia sehingga manusia memiliki wewenang penuh dalam menentukan hidupnya dan dalam menentukan sikap.

B.     Saran
Baik aliran Jabariyah dan Qadariyah nampaknya memperlihatkan paham yang saling bertentangan sekalipun mereka sama-sama berpegang kepada al-Quran. Hal ini memperlihatkan betapa terbukanya kemungkinan terjadinya pebedaan pendapat dalam Islam. Namun pendapat mana diantara pendapa-pendapaat tersebut yang paling baik, tidak dapat dinilai sekarang. Penilaian yang sesungguhnya akan diberikan oleh Allah Swt. di akhirat nanti.    






















 
DAFTAR PUSTAKA

A.    Buku
Abdullah, Sufyan Raji, Mengenal Aliran-aliran dalam Islam, Jakarta: Pustaka Al-Riyadl, 2006.
Anwar, Rosihon, Abdul, Rozak, Ilmu Kalam, Bandunng: CV. Pustaka Setia, 2003.
Asmuni, Yusran H.M. Ilmu Tauhid, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994.
Nata, Abuddin, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1998.
Nata, Abuddin, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2011.
Nata, Abuddin, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2001.

A.    Internet
Bara, Aliran Qadariyah.
Http://bara-aliranjabariyah.blogspot.com/ di unduh pada tanggal, 2 Februari, 2014.
Gusri Wandi , Alirann dalam Ilmu Kalam(Qadariyah dan Jabariyah)
Http://gusriwandi.blogspot.com/2012/03/aliran-dalam-ilmu-kalam-qadariyah-dan.html , di unduh pada tanggal, 2 Februari, 2014.

Tam Dae Woong Jheon, Aliran Qadariyah

Http://kapanpunbisa.blogspot.com/2011/09/aliran-qadariyah.html,di unduh pada tanggal, 2 Februari, 2014.





[1] Sufyan Raji Abdullah, Mengenal Alian-aliran dalam Islam, Jakarta: Pustaka Al-Riyadl, 2006, hal. 55.
[2] Abudin Nata, Ilmu Kalam, dan tasawuf, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2011, h. 40.  
[3] Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994,  hal. 110.
[5] Abuddin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,  2001 hal.  36.
      [6]Rosihon Anwar dan Abdul Rozak, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia, 2003, hal. 69.
[8] Abuddin Nata.Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf, Jakarta,PT Raja Grafindo Persada, 1998.
[9] http://khofif.wordpress.com/2010/06/15/faham-qadariyah/ di unduh pada tanggal 2 Februari 2014.

1 komentar:

  1. The Most Popular Casino Games of 2021 - Dr.MCD
    Discover 속초 출장안마 the most popular 평택 출장마사지 casino games, ranked by popularity. We reveal the 전라남도 출장안마 most 제천 출장안마 popular games and bonus 안동 출장마사지 codes in the industry.Aug 1, 2021 · Uploaded by drmcd

    BalasHapus